Terkait dengan persoalan peresmian bendera Aceh yang masih tetap simpang siur, Jusuf Kalla kini angkat bicara. Ia menuturkan bahwa hal itu dapat diselesaikan dengan menempuh jalur kompromi dan perbincangan yang intensif.
“Ini bukan masalah berat. Hal yang lebih berat dari ini sudah kita selesaikan. Perlu bicara untuk menyelesaikan masalah ini secara baik,” ungkap Kalla dalam penerbangannya dari Aceh menuju Jakarta, Selasa (30/7), seperti dilansir Kompas.com.
Sebelumnya, Jusuf Kalla telah melakukan pertemuan tertutup dengan para petinggi Aceh seperti Gubernur Aceh Zaini Abdullah, Wali NAD Malik Mahmud dan sejumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh. Pertemuan ini dilakukan pada Senin (29/7) malam, saat ia berada di Aceh dalam rangka pemberian bantuan oleh Palang Merah Indonesia terhadap korban bencana alam di Kabupaten Bener Meriah.
Jusuf Kalla menyampaikan pertemuan itu tidak segera dapat menyelesaikan masalah, namun ia menganjurkan kompromi sebagai jalan tengah. Kompromi tersebut dalam bentuk kesepakatan untuk memakai bentuk bendera yang berbeda dengan bendera GAM.
Tokoh perdamaian Aceh ini menengaskan bahwa semua daerah mempunyai hak untuk memiliki bendera daerahnya sendiri bila hal itu menyangkut pada persatuan. Ia sepakat bilamana hal itu dapat menciptakan perdamaian dan kesejahteraan bagi rakyat Aceh.
Namun persoalannya tetap pada pemerintah pusat yang tetap tidak setuju, sebab dinilai bertentangan dengan PP Nomor 77/2007 tentang Lambang Daerah. Sementara pemerintah Aceh tetap bersikukuh mengibarkan bendera tersebut pada saat peringatan hari perdamaian Aceh yang jatuh pada 15 Agustus mendatang.
Baca Juga Artikel Lainnya:
Alasan Pemecatan 5 Direksi Merpati Air Oleh Kementrian BUMN
Tanggulangi Rasisme, Australia Gunakan Artis Hip Hop
PPP Bela Lulung Habis-habisan, Ada Apa Ya?
Hanya Dalam Lima Jam Mujizat Terjadi
Lima Perempuan India Dipukuli Saat Mengabarkan Injil
Sumber : Antaranews | Jawaban.com